Primbon Cara Menghitung Weton
Sabtu, 24 April 2021
Tulis Komentar
Primbon Betaljemur Adammakna
Anda mungkin sudah tidak asing dengan Kitab Primbon Betaljemur Adammakna ini. Dari kitab primbon ini juga dapat diketahui bagaimana watak perilaku seseorang berdasarkan weton. Semuanya terrangkum dalam 337 bab yang dibagi ke dalam delapan jilid.
Betaljemur Adammakna (Jilid 1)
Lukmanakim Adammakna (Jilid 2)
Atassadur Adammakna (Jilid 3)
Bektijamal Adammakna (Jilid 4)
Shahdhatsaahthir Adammakna (Jilid 5)
Qomarrullsyamsi Adammakna (Jilid 6)
Naklassanjir Adammakna (Jilid 7)
Quraisyn Adammakna (Jilid 8)
Dalam lintasan sejarah, buku primbon ini aslinya milik Sampeyan Dalemingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono ing Ngayogyakarta. Buku Sultan Jogja ini lalu ditulis oleh Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat. Konon, bagi orang Jawa, kitab ini adalah induk dari segala primbon setelah Serat Centhini. Dari kitab primbon awal Betaljemur Adammakna ini kemudian muncul beberapa turunan kitab primbon berikutnya.
Kitab primbon berikutnya ini antara lain Primbon Lukmanul Hakim Adammakna. Kitab turunan ini memuat uraian ilmu yang lebih luas, semisal ada di pembahasan yang diberi nama Beksan Lawung Trunojoyo, Beksa Srimpi Renggawati dan Srimpi Hadiwulangunbronta.
Beksa Lawung ini konon menerangkan tentang ulah ilmu asmara. Di Srimpi Renggawati diterangkan tentang ilmu batin/kawruh, asal muasal hidup, ilmu tentang keblat papat limo pancer. Dari sini terciptalah pengetahuan tentang ilmu umur panjang (kawruh) yang termuat di dalam Serat Yuswa Widada. Muncul pula Primbon Sastragending dan Pesatohan Salakirabi.
Perhitungan hari perkawinan (ijab kabul manten) berdasarkan keluarnya penganten laki dan berdasarkan perhitungan keblat papat lima pancer, sajen, sarat masrut, pengetahuan tentang asmara gama yang dibahas dalam Kama Wedha. Primbon obat-obatan yang termuat dalam pokok bahasan Triguna Usada, Rarya Usada, Jalu Usada, Wanita Usada dan juga rajah-rajah, dan jimat untuk para lelaki.
Konon dimasa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda menggunakan Kitab Primbon Betaljemur Adammakna sebagai pedoman dalam bercocok tanam perkebunan yang dikelolanya.
Sampai saat ini primbon masih banyak digunakan oleh masyarakat Jawa dalam perhitungan jodoh, perhitungan rejeki dan keselamatan dan berbagai penggunaan lain dalam kehidupan. Anda tertarik untuk menyelami primbon ini? Tak ada salahnya Anda pelajari lebih jauh warisan tradisi kuno dalam bentuk buku dan kitab ini.
Pengertian Betaljemur Adammakna
Betaljemur berasal dari kata Arab yaitu Baitul Ma’mur. Arti secara bahasa Baitul Ma’mur adalah “Rumah Allah yang di makmurkan”. Baitul makmur adalah bangunan yang menjadi Kiblat bagi para Malaikat di langit sebagaimana Ka’bah di Masjidil Haram (Mekah) dan Baitul Maqdis di Masjidil Aqsha (Palestina).
Baitul Makmur disebut dalam QS. At-Thur: 6-7.
وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ
“Dan demi Baitul Ma’mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,”
Baitul Ma’mur berada di langit ke 7 di sekitar ‘Arasy, ada juga yang mengatakan di bawah ‘Arasy. Letaknya searah dengan Ka’bah di Masjidil Haram, sehingga jika seandainya Ba’tul Ma’mur jatuh ke bumi maka ia akan menjatuhi Ka’bah.
Di riwayatkan dari Rasulullah saw, beliau bersabda kepada para sahabat:
هل تدرون ما البيت المعمور؟ " قالوا : الله ورسوله أعلم. قال صلى الله عليه وسلم: " فإنه مسجد في السماء بحيال الكعبة لو خر لخر عليها , يصلى فيه كل يوم سبعون ألف ملك، إذا خرجوا منه لم يعودوا آخر ما عليهم ".
“Tahukah kalian. Apa itu Baitul Ma’mur?”. Jawab sahabat: “Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Ialah masjid di langit searah dengan Ka’bah, seandainya (Baitul Ma’mur) itu jatuh maka ia akan jatuh diatasnya (Ka’bah). Setiap harinya ada 70.000 Malaikat shalat didalamnya dan ketika mereka keluar, mereka tidak kembali lagi untuk selamanya”.
Dalam salah satu haditsnya, Nabi SAW bersabda:
" البيت المعمور منا مكة "
“Baitul Ma’mur adalah sebagaimana Ka’bah bagi kami”
Dalam hadis lain disebutkan dalam shaihain, Nabi SAW bersabda:
ثم رفع بي إلى البيت المعمور, وإذا هو يدخله كل يوم سبعون ألفاً لا يعودون إليه آخر ما عليهم» يعني يتعبدون فيه ويطوفون به كما يطوف أهل الأرض بكعبتهم, كذلك ذاك البيت المعمور هو كعبة أهل السماء السابعة, ولهذا وجد إبراهيم الخليل عليه الصلاة والسلام مسنداً ظهره إلى البيت المعمور, لأنه باني الكعبة الأرضية,
“Kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereka beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil alihisshalatu wassalam menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi”.
Sedangkan Adammakna memiliki arti pengertian sejati tentang hakikat manusia yang membangun kesadaran jiwa. Adam juga bermakna asal usul, sebagaimana manusia adalah merupakan keturunan bani Adam.
Bani Adam di sebutkan dalam Alquran sebanyak 9 kali. Di antaranya pada surat Yasin ayat 60. Adam di dalam Alquran mempunyai pengertian manusia dengan keturunannya yang mengandung pengertian Basyar, Insan dan An-Nas.
Kata Bani Adam lebih ditekankan pada aspek amaliah manusia, sekaligus pemberi arah ke mana dan dalam bentuk apa aktivitas itu dilakukan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kitab Primbon Betaljemur Adammakna merupakan kitab petunjuk dari Allah Yang Maha Kuasa, yang diturunkan kepada orang yang terpilih atau pun wali. Hal ini dibuktikan dengan adanya perhitungan-perhitungan menurut para wali, diantaranya Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga di dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna.
Watak dan Keberuntungan Manusia Berdasarkan Weton Menurut Primbon Betaljemur Adammakna
Manusia dilahirkan di dunia ini mempunyai watak dan keberuntungan tersendiri, manusia satu dan yang lainnya pasti berbeda. Itu semua sesuai dengan unen-unen atau slogan yang dari dulu sampai sekarang masih dipercayai orang yaitu Jodoh, Rejeki dan Kematian itu hanya Tuhan yang tahu. Namun demikian para pujangga jaman dahulu membaca situasi yang demikian itu dengan menerapkan ilmu titen atau kalau sekarang mungkin disebut logika. Dengan ilmu titennya itu mereka dapat menuliskan hal-hal yang berkenaan dengan watak dan keberuntungan itu dalam sebuah buku yang saat ini orang menyebutnya dengan primbon.
Dalam buku primbon ini tertulis berbagai macam informasi yang berkenaan dengan tata kehidupan manusia hidup didunia ini mulai lahir sampai dengan mati. Sebagai contoh untuk menggambarkan keberuntungan bayi menurut weton ( Neptu hari dan Pasaran) di bagi 7, keberuntungan manusia dibagi yaitu :
- Segara Wasesa yang berarti : semua pekerjaannya baik dan banyak rijekinya,
- Tunggak Semi yang berarti : rijekinya terus mengalir ,
- Satriya Wibawa yang berarti : dimanapun berada akan menui keberuntungan,
- Sumur Sinaba yang berarti : bisa dujadikan tempat meminta pertolongan,
- Bumi Kapethak yang berarti : keberuntungannya dalam bidang pertanian.
- Satriya Wirang yang berarti : akan menemukan keruwetan
- Lebu Katiup Angin yang berarti : sering pindah tempat dan terus kekuranga.
Dalam hitungan ini neptu hari :
Jum’at 1, Sabtu 2, Ahad 3, Senin 4, Selasa 5, Rabu 6, Kamis 7.
Begitu pula neptu pasaran :
Kliwon 1 , Legi 2, Paing 3, Pon 4, dan Wage 5.
Adapun cara menghitungnya begini anda misalnya lahir pada Rabu Wage Rabu 6 dan Wage 5 jumlah 11 kemudian dibagi 7 sisa 4 jatuh pada hitungan Sumur Sinaba.
Misal lagi anda lahir hari ahad wage neptu ahad 3 dan wage = 5 jadi 8 dibagi 7 sisa 1 jatuh pada Segara Wasesa begitu selanjutnya.
(Dapat di baca di betal jemur hal 67 bab wataking bayi menurut neptu dan pasaran ketika lahir).
Sedangkan untuk watak manusia menurut weton (neptu hari dan pasaran ketika lahir setelah dijumlah) dibedakan menjadi yaitu .
- 7 Sifatnya sabar , rendah hati, bicaranya banyak tidak mau dikalahkan dan hoby bepergian jauh,
- 8 Brangasan, keras hati ,suka berdebat, suka berkelahi,pemberani,
- 9 Beranjalan, sering pindah rumah,perantauan,
- 10 Anteng Sembada.Cerdas pikirannya, bisa jadi guru, cinta kepada keluarga, rajin,
- 11 Mapan Bares Tur Pralayan, senang tirakat, berani mati,senang memberi pada sesame tapi sifat jeleknya jika kesulitan tidak takut untuk mencuri milik orang lain,
- 12 Kurang Panarima ing Titah, banyak cita-citanya, senang di hormati, mudah mencari rijeki namun sering kehilangan ,
- 13 Bicaranya lancar, hatinya baik, rukun dengan saudara, senang begadang tanpa guna, kalau berusaha cocoknya berdagang,
- 14 Semua pekerjaan bisa dilakukan, sebentar bisa mengerjakan , rajin belajarnya, namun agak malas dan tidak dapat kaya.,
- 15 Mudah memerintah pada orang lain,keras sifatnya, tidak kekurangan sandang pangan , banyak temannya yang menyenanginya tetapi sering bertengkar dengan orang dan keluarganya.
- 16 Mudah bergaul , kaya, banyak bicaranya , semua keinginannya mudah terjadi, kalau punya kehendak sulit di halangi.
- 17 Diam namun pemarah, kalau bekerja terlalu berani,sering ditipu orang, tidak mau di kalahkan orang lain,
- 18 Berani tanpa perhitungan, senang main-main, tetapi jika dilawan akan mengalah.
Cara mengetahuinya sama dengan yang di atas menggunakan weton aslinya yaitu :
( Minggu 5, Senin 4,Selasa 3, Rabu 7, Kamis 8, Jum’at 6, Sabtu 9 ) dan
( Kliwon 8, Legi 5,Pahing 9, Pon 7, dan Wage 4 ).
Misal calon menantu anda wetonnya Kamis Kliwon, Kamis=8 dan Kliwon=8 jumlah 16 dia jatuh pada 16 yaitu mudah bergaul, kaya, banyak bicaranya, semua keinginannya bisa terpenuhi begitu selanjutnya. ( baca Betal Jemur hal 67-68 sub wataking bayi ).
Bagi orang Jawa yang masih menerapkan etung-etungan dalam menjodohkan putra-putrinya, maka sebelum menuju ke menanyakan ( nakoake ), pengikatan ( naleni ), lamaran sampai dengan pelaksanaan pernikahan, hitungan weton ini menjadi sangat penting. Karena dalam perjodohan Jawa weton sangat berpengaruh pada kelangsungan perjodohan tersebut agar terus runtut sampai dengan kakek-kakek dan nenek-nenek istilah orang Jawa mengatakan. Selain itu jika telah diketahui watak dan nasib seseorang baik atau kurang baik maka setidaknya dapat mengantisipasinya dengan cara-cara yang lainnya sehingga tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dikelak hari.
Neptu Hari Kelahiran
“Kitab Primbon Betaljemur Adammakna, ngewrat rupi-rupi ilmu ingkang taksih ghaib tuturutan saking kalempakaning primbon rupi-rupi titilaran jaman kina. Babon asli kagunganipun Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat ing Ngayogyakarta Hadiningrat”
Artinya : Kitab Primbon Betaljemur Adammakna memuat bermacam-macam ilmu yang masih gaib, mengikuti dari kumpulan primbon bermacam-macam peninggalan jaman kuno. Induk asli kepunyaan Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat di (keraton) Ngayogyakarta Hadiningrat
Kepercaaan terhadap Buku Primbon sebenarnya terkait erat dengan kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Dalam masyarakat kita kadang-kadang lebih aman mencari legitimasi, atau logika untuk mebenarkan atau memunculkan dalil-dalil pendukung agar apa yang dilakukannya tidak bertentangan dengan apa yang diyakininya (agama).
Ambil contoh di lingkungan masyarakat Jawa (Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat). Mereka sering melangsungkan hajat (menikahkan anaknya, mengkhitankan anaknya dsb) pada bulan Dzulhijjah (Arab) / bulan Besar (Jawa) / sasih Rayagung (Sunda). Hal ini tersebut dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna halaman 21, No.33. Ala Beciking Sasi Kanggo Ijabing Panganten (Baik buruknya bulan untuk ijab – Kabul pengantin), disebutkan jika ijab-kabul di bulan Dzulhijjah (Besar) akan : Kaya, mendapatkan kebabahagiaan.
Jeneng (nama) dalam primbon dibahas pada bahasan No. 65. Jeneng . Dalam pembahasan tersebut berbicara terkait dengan Neptu atau bobot / nilai , yakni dari jumlah angka pada “hari” (Ahad, Senin, Selasa,Rabu,Kamis,Jumat,Sabtu) dengan angka pada “pasaran” (Pahing, Pon, Wage, Kliwon, Manis/Legi).
Contoh :
Jika bayi lahir pada hari Jumat, 20 Juni 2014, jatuh pada pasaran Kliwon. Jumat = 6, Kliwon = 8, maka bayi tersebut dikatakan mempunyai Neptu = 6 + 8 = 14. Dalam kalender Jawa angka-angka Neptu ini digunakan untuk meramal nasib, sebagaimana anda mengenal nasib manusia dikaitkan dengan zodiac Virgo, Cancer, Sagitarius dan sebagainya.
Wedaran Kitab Betaljemur Adammakna - Neptu Dina lan Pasaran Miturut Pitungan Jawa
Wiwit jaman kuna para leluhur kita wus nate nilari ilmu, kang disusun anaing Kitab Betaljemur Adammakna. Salah sawijine ilmu mau yaiku petungan neptu dina lan pasaran. Kagone wong Jawa neptu dina lan pasaran iku duweni wigati kang gede. Ora mung sadremo kango mengerteni jumlahe pitungan neptu, uga saka neptu iku wong Jawa bisa mengerteni sifate, rejekine, apse, lan liya-liyane.
Ing Rubrik Bahasa Jawa, redaksi babareken wedaran Kitab Betaljemur. Kitab punika babon aslinipun kagungan dalem Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat, lajeng kaimpun dening R.Soemodidjojo.
Kitab punika ngemu isi ngewrat ilmu-ilmu Jawi titilaranipun leluhur ing jaman kina. Wajib kita pepetri amargi nyata bilih ilmu-ilmu ingkang kasebut ing primbon punika dados kabetahaning ngagesang ing sadinten-dinten.
Ingkang pembuka bade kawedar babagan neptu dina pasaran miturut petangan Jawi. Inggih punika;
Petangan dina :
Akad neptu 5, Senin 4, Selasa 3, Rebo 7, Kamis 8, Jumat 6, Setu 9.
Petangan pasaran :
Kliwon neptu 8, Legi 5, Pahing 9, Pon 7, Wage 6.
Petungan sasi lan taun:
Yen sasi Suro neptu 7, Sapar 2, Rabinguawal 3, Rabiungakhir 5, Jumadilawal 6, Jumadilakhir 1, Rejeb 2, Ruwah 4, Pasa 5, Sawal 7, Dulkaidah 1, Besar 3. Taun Alip neptu 1, Ehe 5, Jimawal 3, Je 7, Dal 4, Be 2, Wawu 6, Jimakir 3.
Dina Ala Lan Ala Banget
Dina ala iki ora kena kanggo lelungan lan liya-liyane, yaiku Akad Paing, Setu Pon, Jumuah Wage, Selasa Kliwon, Senin Legi lan Kemis Wage. Dina kang ala banget, Rebo Legi, Akad Paing, Kemis Pon, Selasa Wage lan Setu Kliwon.
Warsa (taun) kang ora kena kanggo mantu lan sapadhane, pitunge ajeg tiba saben tanggal 29 utawa 30 sasi Besar. Yen tiba taun Alip ana ing dina Setu Paing, taun Ehe dinane Kemis Paing, Jimawat dinane Senen Legi, Je dinane Jumuah Legi, taun Dal tiba dina Rebo Kliwon, taun Be tiba dina Akad Wage, taun wawu dinane Kamis Pon, taun Jimakir tiba dina Slasa Pon.
Sangaring Warsa (Taun)
Uga ora kena kanggo mantu lan sapadhane, pitunge ajeeg tiba tanggaping warsa let 3 dina, (saben sasi Suro tanggal 3). Yen tiba tahun Alip dinane Jumuah Legi, Ehe tiba Slasa Kliwon, Jimawal dinane Akad Kliwon, Je dinane Kemis Wage, taun Dal dinane Senin Pon, Be tiba dina Setu Legi, Wawu Rebo Paing lan Jimakir tiba dina Akad Legi.
Sasi kang Rahayu, Becik Kanggo Samubaranggawe kang Perlu.
Yen tiba sasi Besar, Sura, Sapar dinane Rebo, Kemis. Sasi Mulud, Rabingulakir lan Jumadilawal dinane Jumuah. Sasi Jumadilakir, Rejeb lan Ruwah dinane Setu, Akad. Sasi Pasa, Sawal, Dulkaidah dinane Senen lan Slasa.
Sasi Sarju, yaiku sasi kang sedeng kanggo samubaranggawe. Yen tiba sasi Besar, Sura, Sapar dinane Jumuah. Mulud, Rabingulakir, Jumadiiilawal dinane Setu, Akad, Jumadiilakir, Rejeb, Ruwah tiba dina Senen, Slasa.. Sasi Pasa, Sawal lan Dulkaidah diinane Rebo, Kemis. (sis)
Sangaring Tanggal
Sangaring tanggal kang prayoga disirik samubarang gawe kang perlu.
Sasi | Tanggal | Dina | Kadadeyane Taliwangke |
---|---|---|---|
Sura | 17,27,11,14 | Rebo paing | Luwih gedhe rubedane |
Sapar | 12,22, 1,20 | Kemis pon | Sinung lara kesandung |
Mulud | 13,23,10,15 | Jum’ah wage | Sinung lara weteng |
Bakdamulud | 15,25,10,20 | Saptu kliwon | Larane lunga teka |
Jumadilawal | 16,26,10,11 | Senen kliwon | Sinung lara bebalung |
Jumadilakir | 11,21, 3,14 | Selasa legi | Sinung lara owah |
Rejeb | 2,22,11,12 | Rebo paing | Sinung klebon wisa |
Ruwah | 14,24,19,28 | Kemis pon | Kena wisane dhewe |
Pasa | 15,25,10,20 | Jum’ah wage | Sinung lara mata |
Sawal | 17,27, 2,20 | Saptu kliwon | Gung kena perkara |
Dulkangidah | 11,21, 6,12 | Senen kliwon | Sinung gring kapit |
Besar | 13,23, 1,20 | Selasa legi | Gung kasusahan |
Petung Pasatohan salaki rabi
Petungan panganten lanang lan wadon, neptune dina lan pasaran digunggung banjur kabagi 9, lanang turah pira wadon turah pira.
yen turah :
Turah | Keterangan | Turah | Keterangan |
---|---|---|---|
1 lan 1 | becik kinasih | 4 lan 4 | kerep lara |
1 lan 2 | becik | 4 lan 5 | akeh rencanane |
1 lan 3 | kuat,adoh rejekine | 4 lan 6 | sugih rejeki |
1 lan 4 | akeh bihahine | 4 lan 7 | mlarat |
1 lan 5 | pegat | 4 lan 8 | akeh pangkalane |
1 lan 6 | adoh sandhang pangan | 4 lan 9 | kalah siji |
1 lan 7 | sugih satru | 5 lan 5 | tulus begjane |
1 lan 8 | kasurang-surang | 5 lan 6 | cepak rejekine |
1 lan 9 | dadi pangautan | 5 lan 7 | tulus sandang pangane |
2 lan 2 | slamet, akeh rejekine | 5 lan 8 | akeh sambekalane |
2 lan 3 | gelis mati siji | 5 lan 9 | cepak sandang pangane |
2 lan 4 | akeh godang | 6 lan 6 | gedhe bilahine |
2 lan 5 | akeh bilahine | 6 lan 7 | rukun |
2 lan 6 | gelis sugih | 6 lan 8 | sugih satru |
2 lan 7 | anake akeh mati | 6 lan 9 | kasurang-surang |
2 lan 8 | cepak rejekine | 7 lan 7 | ingikum maring rabine |
2 lan 9 | akeh rejekine | 7 lan 8 | nemu bilahi saka awake dhewe |
3 lan 3 | mlarat | 7 lan 9 | tulus palakramane |
3 lan 4 | akeh bilahine | 8 lan 8 | kinasih dening wong |
3 lan 5 | gelis pegat | 8 lan 9 | akeh bilahine |
3 lan 6 | oleh nugraha | 9 lan 9 | giras rejekine |
3 lan 7 | akeh bilahine | ||
3 lan 8 | gelis mati siji | ||
3 lan 9 | sugih rejeki |
Keterangan :
Saumpama weton panganten lanang Jumuah Kliwon neptune 6 + 8 = 14 , kabagi 9, turah 5.
Weton panganten wadon Jumuah Paing, neptune 6 + 9 = 15, kabagi 9 turah 6.
Dadi 5 lan 6 tiba cepak rejekine, iku becik.
Petung salaki rabi
Wetone panganten lanang wadon, neptune dina lan pasaran digunggung, banjur kabagi 4, turah pira.
Yen turah 1 tiba Gentho yaiuku larang anak.
Yen turah 2 Gembili, sugih anak,
Yen turah 3 Sri, sugih rejeki lan
Yen turah 4 tiba Punggel, mati salah siji
Keterangan :
Saumpama wetone panganten lanang Jumuah Pon, neptune 6 + 7 = 13.
Penganten wadon Kemis Paing neptune 8 + 9 = 17.
Gunggung 13 + 17 = 30, kabagi 4 turah 2 tiba gembili, sugih anak.
Semoga Bermanfaat
Belum ada Komentar untuk "Primbon Cara Menghitung Weton "
Posting Komentar